Jumat, 15 Juli 2011

Berbagi Cerita Manis

Ilustrasi Thok (aku ga seneng di photo)
Masih ingatkah shobat-shobat dengan ujian atau mungkin adzab Allah yang menimpa saudara kita di Aceh beberapa tahun yang lalu ? Masih ingatkan shobat-shobat dengan Tsunami yang meluluh lantakkan keindahan Tanah Rencong waktu itu..
Ya.. bencana dengan kekuatan 9,1 skala Richter telah meratakan bumi serambi Mekah...
Hampir seluruh pasang mata manusia dewasa telah menyaksikan berbagai kepiluan korban.
Seluruh hati dan mata manangis ,. pedih.. tapi itu semua sudah menjadi takdir dan kuasaNya..

Ditengah hiruk pikuknya berbagai uluran tangan dari seluruh penjuru dunia,. kami juga mencoba berpartisipasi di dalamnya, walau area aksi kami cukup terbatas.

Yah.. Hanya dengan dibantu  istri tercinta, dengan bekal mental bekas aktivis kacangan samasa kami kuliah dahulu.. yang memang biasa tebal muka, kami mengawali mengumpulkan karton kosong bekas kemasan mie instan, dan beberapa lembar kertas HVS kosong.
Karton kami lakban ulang, kami tempeli kertas HVS kosong, selanjutnya kami tempeli beberapa gambar korban dan kami tuliskan beberapa kalimat  yang kami berharap bisa menyentuh...pembaca,

Berhari-hari kami abaikan dapur kami,.. kami habiskan keliling pasar dan jalanan, kami todong beberapa instansi swasta dan pemerintah, hanya buat majang karton "Peduli Aceh" tersebut.

Yang agak lucu dan menggelikan namun membuat mulut kami monyong adalah.. kami diusir oleh petugas wanita agak tua,  dengan marah-marah kami disuruh pergi dari ruangan KUD (konon adalah satu-satunya lembaga yg ditunjuk PLN waktu itu untuk menerima pembayaran tagihan). Padahal di sana saya melihat banyak peluang. Tapi ya sudahlah...kami pergi dengan tetap berharap ada tempat lain yang mau menerima hasta karya kami... ?????

Kami mencoba memohon iji ke kantor POS dan pegadaian ,. dan alhamdulillah.. Kotak Peduli kami diijinkan nongkrong selama hampir 2 minggu. Selanjutnya kami kembali  ke warung kami untuk mengambil kotak-kotak yang lain,. sambil istri saya memanggul 4 kursi plastik, dan saya memangku dan meneteng 4 buah karton, dengan motor perjuangan kami.. kami kembali meluncur ke pasar Adipala. 4 pintu utama dengan gaya "preman krempeng" kami paksa hadang dengan kursi plastik, dengan mahkota berupa kota "PEDULI ACEH" bertengger diatasnya.

Kami menetapkan jadwal bahwa jam 8 pagi kotak mesti telah stand by, dan akan kami bawa pulang kembali menjelang maghrib. Sementara 4 kotak kami (yang dipasar) dengan duduk manis menunggu kemurahan hati orang-orang yang lewat, kami dengan cara mengejar bola aktif ngemis dari lapak-ke lapak. Begituah beberapa hari rutinitas kami jalani.......dengan bahagia (masalahe anak lg dititip mertua  ?????), jd ga terganggu..

Tak perlu di persentasekan karena bukan mata kuliah statistik,...??? yang jelas dari 10 todongan  mungkin hanya 2 yang memasukkan recehannya ke bibir sexy kotak Peduli kami, sementara yang lain hanya memberikan senyumnya saja..  Ya begitulah... dan alhamdulilah... masih ada yang peduli dengan sodara2 kita yang celaka.

Tiba di akhir aksi kami,.. kami mencoba kembali menyisir lapak deretan paling Barat,. namun baru melalui 3 lapak, kami di kejutkan dengan lantunan syair dari bibir tante2 penjual buah, dengan suara serak2 becek, merdu enggak, dan cempreng juga enggak...???? dia melafalkan syair dengan bahasa ITALY fasih  yang bunyinya begini .. "paling-paling di cekek dewek"  / ceuk sundana mah paling oge rek di leubog sorangan.../ cara Bali,.. paling2 amahe pedidi ..??????? dalam benak ku........."Ha.. ?!!!". namun jiwa preman krempengku sedikit muncrat......!

Kasarnya si tante itu kami labrak.... hanya untuk memberikan penjelasan,... kami ga perlu ejekannya karena kami tidak pernah juga mengejeknya.... dan niatan kami tulus... bahkan bila kami khianat.. tante itu kami persilakan untuk AUDIT di ruangan masjid Ar Rohmah sebagai markas aksi kami.

Namun apa sodara......... rupanya bila congkak telah menghinggapi hati seseorang... jelas salahpun tak akan menyadari,. bahkan terus mengedepankan kebencian dan pransangka buruk. Dalam hati kami... ".ah paling ini tante sedang tidak beruntung, alias kurang laku dagangannya, padahal dia sudah berjerih payah,.. namun tak banyak yang bisa di hasilkannya. Dia mungkin jadi ngiri kepada kami, yang enjoy mengabaikan  kegiatan jual beli kami dan hanya untuk mengurusi hal-hal yang gak jelas hasilnya.... Allahu'alam???

Alhasil setelah itung-itungan di Panitia Peduli Aceh ditingkat Kecamatan, team kami bisa memberikan sumbangan dengan nilai paling besar, dibandingkan dengan institusi lai seperti ke RT-an, ke-RW an, bahkan yang lain. kami mampu mengumpulkan 3 karung pakaian layak pakai,dan beberapa sarana yang lain... Subahanallah.. walhamdulillah...!


Ini sedikit aksi kami yang barangkali bisa shobat-shobat jadikan pertimbangan,.. bahwa shu'udzon tak layak di tujukan buat niat dan aksi-aksi kami, termasuk beberapa program2 yang sebagian telah kami ekspose di halaman lain di blog ini.

Yang sempat baca ..
Jazakallah

Kamis, 14 Juli 2011

Pesantren Kilat

Untuk memanfatkan waktu liburan anak-anak sekolah TK s/d SLTP, kami seluruh Ta'mir masjid yang tergabung di Yayasan Al Ishlah Adipala, meliputi 4 Masjid yang salah satunya Masjid Ar Rohmah Ciwiru Adipala, secara bersama-sama menyelenggarakan pesantren kilat.
Tujuan dari pesantren Kilat ini antara lain :
  1. Memberikan wadah bagi anak-anak usia sekolah untuk bersosialisasi dengan sesama muslim dari berbagai daerah dengan keseharian dalam nuansa Islami.
  2. Memberikan Ilmu-ilmu agama Islam secara terpadu, sederhana namun efektif untuk diaplikasikan dalam berkhidupan sehari-hari.
  3. Mengalihkan kegiatan yang biasa dilakukan pada masa liburan dari kegiatan sia-sia, kontraproduktif ke kagiatan produktif, bermanfaat dan tentunya berpahala.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 80 santri laki-laki dan perempuan dari berbagai rentang umur.
Waktu pelaksanaan dilakukan selama 7 hari, diakhiri dengan berbagai lomba yang dapat memacu semangat belajar, beribadah dan beramal sholeh, dan sebagai refreshing dari kejenuhan selama satu minggu penhu dilaksanakan tadabur alam ke pantai Widarapayung.

Meriah dan mengharukan shobat, kami team pembina bermimpi andai generasi kita yang sebanyak ini sukses menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi masyarakat, mampu amanah, adil dan tentunya selalu mengedepankan kaidah syariyah.

Allahu Akbar!
Nih dia albumnya ...











Sekilas

Sebelum tahun 1994...
Berada di lingkungan masyarakat yang masih kental dengan tradisi nenek moyang yang begitu pekat,.. dibarengi kondisisosial ekonomi masyarakat yang cukup sangat terbelakang baik dalam perekonomian maupun pendidikan, beberapa insan sadar dan mencoba bangkit dari keterpurukan iman.


Merintis dengan sembunyi-sembunyi, diawali dengan terbata-batanya lidah  melantunkan huruf hijaiyah,  alif, ba', ta' dan seterusnya... Allah meneguhnya azamnya!. Akhirnya sekumpulan insan itu mengelompok menjadi jamaah tadarus rutin, setiap 1 minggu sekali, bergilir dari rumah ke rumah anggota. Begitu dan begitu seterusnya, mengikuti waku yang terus berjalan menuju akhir .....(akhir jaman)

Adalah Bp. Harto Suwito sebegai generasi awal... mencoba mendirikan mushola yang sederhana di depan rumahnya dengan berbagai hambatan, ancaman dan intimidasi dari masayarakat. Tanpa dukungan legitimasi dari pemerintah desa yang notabene juga seluruhnya beragama Islam, jamaah tadarus terus berlangsung. Penggrebekanpun sering dilakukan oleh masyarakat sekitar yang masih tenggelam dalam kebodohan.

Adalah kondisi hina yang tiada tara, bila seseorang yang sudah miskin harta namun juga miskin ilmu dan iman, dan sangat ironi hal demikian bila tetap berharap ingin meraih kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Berbarengan dengan gencarnya program kristnisasi yang hebat dari para misionaris, jamaah tetap istiqomah menjalani rutinitasnya, justru ditingkatkan menjadi jamaah ta'lim dengan berbagai tausiyahnya. Lambat laun simpti dan empati dari berbagai pihak muncul dan salah satunya menghasilkan ikrar wakaf tanah dari Bp. Tradimeja dan keluarga untuk selanjutnya guna mendirikan masjid Arrohmah yang sejak tahun 1994 rampung di bangun.

Dikomandoi oleh Bp. Dalbini, dengan berbagai jerih payah team,  berkasil mengumpulkan berbagai sumbangan dana dari rupiah demi rupiah,... akhirnya walau memakan waktu yang cukup lama, namun Allah telah menetapkan bahwa masyarakat Ciwiru mesti memeiliki masjid sebagai sarana untuk mengagungkanNya.

Dengan tetap diiringi berbagai kendala sosial yang begitu komplek di masyarakat, keterbatasan sumber dana dan Sumber Daya manusia, namun proses da'wah  yang bernaung di Ta'mir Masjid Ar Rohmah tetap bergelora hingga saat ini dan InsyaAllah hingga akhir jaman.